[menuju akhir]


 1. Tujuan [kembali]

  • Mampu mendalami pembuatan sebuah rangkaian untuk diaplikasikan ke sebuah alat
  • Mengetahui alur kerja dari sensor yang digunakan

2. Alat dan Bahan [kembali]

  • Alat
  1. Baterai


    Baterai DC terdiri dari beberapa sel baterai yang disusun secara seri, dan memiliki spesifikasi seperti:
    • Tegangan/sel: 1,2 VDC - 1,4 VDC

    • Elektrolit/sel: 1.200 Kg/cm3

    • Temperatur operasi: -20°C - +50°C

    • Kapasitas: 600 Ah - 168 Ah

    • Jumlah sel: 84 - 38


  2. Power Supply

    Power supply atau catu daya adalah komponen yang memasok daya ke satu atau lebih beban listrik. Dalam konteks komputer, power supply mengubah arus tegangan tinggi AC (alternating current) ke arus tegangan rendah DC (direct current) yang dibutuhkan oleh komputer dan perangkat elektronik lainnya. Power supply terdiri dari komponen seperti transformator, dioda, resistor, kapasitor, dan IC regulator, yang mengubah arus AC menjadi arus DC.
  3. Dc Voltmeter


    DC voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan DC (direct current) dalam sebuah rangkaian listrik. Ini dilakukan dengan menghubungkan voltmeter paralel dengan sumber tegangan atau komponen rangkaian. DC voltmeter mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian DC.
  • Bahan
  1. Resistor

    Resistor adalah komponen elektronika yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan). Resistor memiliki nilai resistansi yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika.

    Spesifikasi:


  2. Transistor NPN

    Transistor NPN adalah jenis transistor bipolar yang memiliki arus aliran dari kolektor ke emitor. Transistor NPN berfungsi sebagai penguat sinyal pada rangkaian elektronik. Dalam kondisi aktif, transistor NPN mengalirkan arus listrik dari lapisan kolektor ke lapisan emitor, yang diperkuat oleh transistor. 

    Spesifikasi:

    • Type - NPN

    • Collector-Emitter Voltage: 35 V

    • Collector-Base Voltage: 35 V

    • Emitter-Base Voltage: 5 V

    • Collector Current: 2.5 A

    • Collector Dissipation - 10 W

    • DC Current Gain (hfe) - 100 to 200

    • Transition Frequency - 160 MHz

    • Operating and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C

    • Package - TO-126


  3. Dioda





    Dioda adalah komponen elektronika yang berfungsi menglirkan arus listrik dalam satu arah. Dioda memiliki tiga kondisi yang dapat terjadi: kondisi cut-off (tidak ada sinyal yang diberikan pada lapisan basis), kondisi active (sinyal kecil diberikan pada lapisan basis), dan kondisi saturation (sinyal besar diberikan pada lapisan basis). Dioda digunakan sebagai pendeteksi untuk menangkap signal frequency radio, pada switch pengatur arus listrik ON/OFF, dan melindungi sirkuit. Dioda terdiri dari dua terminal, yaitu anode (positif) dan katode (negatif), yang dapat mengalirkan arus listrik hanya dalam satu arah.

    spesifikasi:


  4. Op-Amp

    Operational Amplifier (Op-Amp) adalah komponen elektronika yang terintegrasi dalam chip IC dengan dua input dan satu output. Op-Amp digunakan untuk membentuk fungsi linier, pengurangan, pengalihan, pengalihan tegangan, dan pengalihan frekuensi.

    Konfigurasi UA741CN:






  5. Ground


    Ground pada Printed Circuit Board (PCB) elektronika adalah jalur arus balik yang menghilangkan gangguan dan menyediakan jalur arus kembali ke komponen elektronik, kabel konduktif, dan perangkat eksternal. Ground pada PCB memiliki prinsip dan pertimbangan desain yang penting untuk memastikan pengoperasian normal sirkuit dan mencegah gangguan. Jalur ground pada PCB biasanya mempunyai jalur lebih banyak dan lebar, dan terarah ke kaki minus capasitor. Ground pada PCB juga memiliki fungsi sebagai arus balik papan sirkuit elektronik, yang terhubung ke terminal negatif catu daya di sirkuit dan memainkan peran menghubungkan komponen elektronik, kabel konduktif, dan perangkat eksternal.


  • Input
  1. Sensor LDR




    Spesifikasi:

    Tegangan maksimum (DC) :  150, Konsumsi Arus Maksimum :  100 mW Tingkatan Resistansi / Tahanan : 10 Ohm hingga 100k Ohm Puncak Spektral :  540 nm (ukuran gelombang cahaya) Waktu Respon Sensor : 20ms – 30 msSuhu Operasi :  -30o Celcius  –  70o Celcius


  2. Sensor PIR



        Spesifikasi:

    • Input Voltage: DC 4.5-20V
    • Static current: 50uA
    • Output signal: 0,3V (Output high when motion detected)
    • Sentry Angle: 110 degree
    • Sentry Distance: max 6/7 m
    • Shunt for setting overide trigger: H - Yes, L - No



    3. Touch Sensor

Sensor sentuh (Touch Sensor) adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk merespons masukan dari luar layar monitor. Sensor ini beroperasi dengan cara merasakan sentuhan, oleh karena itu disebut sensor sentuh. Sensor sentuh biasanya terdiri dari panel kaca yang memiliki tingkat responsivitas tinggi terhadap sentuhan. Sensor ini ditempatkan pada bagian depan layar sentuh, sehingga zona yang dapat merespon sentuhan mencakup seluruh wilayah tampilan monitor.

       4. Sensor Infrared
Sensor infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi radiasi infra merah, yang tidak terlihat oleh mata manusia. Sensor infrared terdiri dari LED sebagai pemancar cahaya infra merah dan phototransistor sebagai penerima cahaya infra merah. LED infrared dapat memancarkan cahaya infra merah dan radiasi panas, sementara phototransistor dapat mengubah cahaya infra merah menjadi arus listrik. Sensor infrared dapat digunakan sebagai sensor jarak, sensor panas, dan sensor pergerakan pada benda.

5. Vibraton Sensor


Sensor getaran adalah perangkat yang dirancang untuk mendeteksi dan mengukur getaran atau osilasi dari suatu objek atau lingkungan. Getaran ini dapat dihasilkan oleh berbagai sumber, seperti mesin, kendaraan, struktur bangunan, dan bahkan aktivitas seismik. Sensor getaran digunakan secara luas dalam aplikasi industri, otomotif, dan pemantauan struktural untuk mendeteksi kerusakan, menganalisis kinerja, dan memastikan keselamatan operasi.

6. Logictoggle

Logic Toggle adalah sebuah fungsi yang digunakan dalam elektronika digital untuk mengubah nilai logika dari satu ke dua atau dari dua ke satu. Logic Toggle merupakan sebuah fungsi biner yang mengubah nilai logika dari 0 ke 1 atau dari 1 ke 0. Fungsi ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pengaturan otomatis, robotika, dan proyek lainnya. Logic Toggle dapat digunakan untuk mengubah posisi, membesarkan, mengecilkan, atau memindahkan posisi objek pada layar monitor, seperti foto atau game. Logic Toggle dapat digunakan dalam komputer, smartphone, MP3 player, dan lain sebagainya.


  • Output
  1. Lampu LED

    Lampu LED (Light Emitting Diode) adalah komponen elektronika yang memiliki kemampuan mencahaya monokromatik melalui tegangan. Lampu LED bekerja dengan cara mengubah tegangan maju menjadi cahaya ketika arus listrik mengalir melalui dioda.


  2. Motor DC
    Motor DC (Direct Current) adalah jenis motor listrik yang menggunakan arus listrik yang bergerak dari kiri ke kanan atau dari negatif ke positif. Motor DC bekerja dengan cara mengubah tegangan yang disebut electromotive force (EMF) ketika ada gaya putar luar yang memutar comutator. Motor DC dapat diklasifikasikan sebagai shunt, seri, dan compound-wound, namun perbedaan utama antara klasifikasi ini adalah penggunaan arus tegangan yang berbeda. Motor DC dapat menghasilkan torsi kontinyu dan dapat bekerja pada kecepatan tinggi dengan memilih nilai tegangan armature yang sesuai.


  3. Buffer


     rangkaian yang digunakan untuk mengontrol impedansi suatu sinyal listrik. Fungsi utama dari buffer adalah untuk mengisolasi sinyal dari pengaruh dari sumber tegangan dan mengatur impedansi sinyal. Buffer dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pengukuran, pengontrolan, dan pengaturan sinyal.

  4. Ground



    Ground berguna untuk menyediakan jalur arus kembali ke komponen elektronik, kabel konduktif, dan perangkat eksternal. Grounding di dunia elektronika berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya yang kurang baik atau kualitas komponen yang tidak standar. Sistem grounding pada peralatan kelistrikan dan elektronika adalah untuk memberikan perlindungan pada seluruh sistem.


  5. Buzzer

    Buzzer adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghasilkan suara atau bunyi melalui getaran suatu membran. Digunakan pada perangkat elektronik seperti alarm pintu, alarm asap, dan permainan elektronik. Buzzer dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan prinsip kerja, jenis sumber daya, atau jenis suara yang dihasilkan.

  • Relay


    Spesifikasi Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A.

    Konfigurasi pin Relay, dihubungkan ke 5V,GND dihubungkan ke GND
    IN1/Data dihubungkan ke pin 2.

    Pint out relay :




3. Dasar Teori [kembali]

 

  • LDR





CARA MENGUKUR LDR (LIGHT DEPENDENT RESISTOR) DENGAN MULTIMETER

Alat Ukur yang digunakan untuk mengukur nilai hambatan LDR adalah Multimeter dengan fungsi pengukuran Ohm (Ω). Agar Pengukuran LDR akurat, kita perlu membuat 2 kondisi pencahayaan yaitu pengukuran pada saat kondisi gelap dan kondisi terang. Dengan demikian kita dapat mengetahui apakah Komponen LDR tersebut masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak.

Mengukur LDR pada Kondisi Terang

  1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
  2. Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
  3. Berikan cahaya terang pada LDR
  4. Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR pada kondisi terang akan berkisar sekitar 500 Ohm.

Mengukur LDR pada Kondisi Gelap

  1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
  2. Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
  3. Tutup bagian permukaan LDR atau pastikan LDR tidak mendapatkan cahaya
  4. Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR di kondisi gelap akan berkisar sekitar 200 KOhm.

Catatan :

  • Hasil Pengukuran akan berubah tergantung pada tingkat intesitas cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.
  • Satuan terang cahaya atau Iluminasi (Illumination) adalah lux

Sebutan lain untuk LDR (Light Dependent Resistor) adalah Photo Resistor, Photo Conduction ataupun Photocell.rgerak secara acak mengikuti atom.



  • Sensor PIR


    Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sesuai dengan namanya sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :

    • Fresnel Lens -->Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. 
    • IR Filter -->IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.
    • Pyroelectric Sensor -->Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik.
    • Amplifier -->Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.
    • Komparator-->Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga mengahasilkan output.

    Sensor PIR memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung karakteristik sensor. Proses penginderaan sensor PIR dapat digambarkan sebagai berikut:


    Jangkauan Sensor PIR

    Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5 meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector.

         



  •  Touch Sensor



    Spesifikasi:
    > Konsumsi daya sangat sedikit
    > Tegangan: 2-5.5V DC (optimal 3v)
    > Dapat menggantikan fungsi tombol saklar
    > Dilengkapi 4 buah lubang baut M2
    > Ukuran: 24x24x7.2mm
    > Output high VOH: 0.8VCC (typical)
    > Output low VOL: 0.3VCC (max)
    > Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V): 8mA
    > Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V): 4mA
    > Waktu respon (low power mode): max 220ms
    > Waktu respon (touch mode): max 60ms


    Konfigurasi PIN :


    Sensor Sentuh

    (Gambar 15. Touch sensor)

    Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.

    JENIS-JENIS SENSOR SENTUH

    Berdasarkan fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.


    (Gambar 16. jenis touch sensor)

    Sensor Kapasitif

    Sensor sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.

    Berbeda dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang memiliki sifat konduktif.

    Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.

    Sensor Resistif

    Tidak seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.

    Sensor sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).

    Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
  • Sensor Infrared
    1. Spesifikasi dari Sensor Infrared :
      ·         5VDC Tegangan operasi
      ·         Pin I / O memenuhi standar 5V dan 3.3V
      ·         Rentang: Hingga 20cm
      ·         Rentang penginderaan yang dapat disesuaikan
      ·         Arus suplai 20mA
      ·         Lubang pemasangan

      Konfigurasi Sensor Infrared  :

      Sensor infrared 


      Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1

      Grafik hubungan tegangan dengan jarak pada sensor infrared

      SENSOR INFRARED FC-51

      Modul sensor infrared FC-51 merupakan sebuah sensor yang bekerja untuk mendeteksi adanya hambatan yang berada didepan modul sensor. Modul sensor infrared FC-51 ini memiliki dua bagian utama yang terdiri dari IR transmitter dan IR receiver. Fungsi dari IR transmitter adalah bagian yang bertugas untuk memancarkan radiasi inframerah kepada sebuah objek ataupun hambatan. Sedangkan IR receiver merupakan bagian yang berfungsi untuk mendeteksi radiasi yang telah dipantulkan oleh objek yang berasal dari IR transmitter. Pada bagian IR transmitter ini tampilannya sama seperti LED pada umumnya, akan tetapi radiasi yang dipancarkan tidak dapat terlihat oleh mata manusia.

      Bagian-bagian dari modul sensor infrared FC-5.

      Selain terdapat IR transmitter dan juga IR receiver, Pada modul sensor infrared ini juga terdapat beberapa bagian yang berupa potensiometer, IC LM393, LED Obstacle dan juga LED power.

      FITUR DAN SPESIFIKASI MODUL SENSOR INFRARED FC-51

      Fitur :
      -Ketika ada hambatan, lampu indikator hijau akan menyala
      -Output level adalah digital output signal (LOW ketika mendeteksi hambatan)
      -Jarak pendeteksian adalah 2 cm samapai dengan 30 cm
      -Sudut pendeteksian adalah 35°
      -Modul ini menggunakan komparator LM393
      -Rentang jarak deteksi yang dapat disesuaikan melalui potensiometer. Ketika potensiometer diputar searah jarum jam maka berfungsi untuk meningkatkan jarak deteksi, dan apabila berlaanan arah jarum jam maka berfungsi mengurangi jarak deteksi.

      Spesifikasi :
      -Tegangan kerja 3-5 V DC
      -Konsumsi arus pada 3,3V = 23 mA dan pada 5V = 43mA
      -Ukuran board 3.2 x 1,4cm
      -Lubang sekrup 3mm

      Sensor infrared

      Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

      Prinsip Kerja Sensor Infrared

      Gambar 1. Ilustrasi prinsip kerja sensor infrared

      Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.

      Gambar 2. Rangkaian dasar sensor infrared common emitter yang menggunakan led infrared dan fototransistor

      Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:

      Gambar 3. Keadaan Basis Mendapat Cahaya Infra Merah dan Berubah Menjadi Saklar (Switch Close) Secara Sesaat

      Grafik Respon Sensor Infrared

      Gambar 4. Grafik respon sensor infrared

  •  Sensor Vibrasi

  •  

     Vibration sensor / Sensor getaran ini memegang peranan penting dalam kegiatan pemantauan sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end) dari suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor getaran berfungsi untuk mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik. Pemakaian sensor getaran ini memungkinkan sinyal getaran tersebut diolah secara elektrik sehingga memudahkan dalam proses manipulasi sinyal, diantaranya:

       - Pembesaran sinyal getaran
       - Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
       - Penguraian sinyal, dan lainnya.

    Sensor getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan dipantau. Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:
      - Sensor penyimpangan getaran (displacement transducer)
      - Sensor kecepatan getaran (velocity tranducer)
      - Sensor percepatam getaran (accelerometer).

    Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran didasarkan atas pertimbangan berikut:
      - Jenis sinyal getaran
      -  Rentang frekuensi pengukuran
      -  Ukuran dan berat objek getaran.
      -  Sensitivitas sensor
    Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:
       - Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa perlu catu daya
         (power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.
       - Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat berkerja.

    Spesifikasi :
        -Vsuplai : DC 3.3V-5V
        -Arus : 15mA
        -Sensor : SW-420 Normally Closed
        -Output : digital
        -Dimensi : 3,8 cm x 1,3 cm x 0,7 cm
        -Berat : 10 g

    Grafik perbandingan frekuensi dengan sensitivitas sensor getaran :


4. Percobaan [kembali]

A. Langkah - langkah Percobaan

  1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan di library proteus
  2. Susunlah alat dan bahan tersebut seperti gambar di bawah ini
  3. Resistor  yang digunakan ada diberi hambatan 220k, 100k, 10k, 220 dan 200.
  4. Baterai yang digunakan diberi tegangan yaitu 9V.
  5. Power yang digunakan diberi tegangan yaitu 9V dan 7V.
  6. Relay yang digunakan diberi tegangan 5V.
  7. Setelah semua komponen terangkai, maka cobalah untuk menjalankannya.
  8. Jalankan sensor infrared , Touch, pir dan ldr dengan menekan logicstate yaitu mengubah dari angka nol menjadi satu.
  9. Jika rangkaian benar, maka sensor  akan bekerja  sehingga motor pun bergerak.

B. Prinsip Kerja

GAMBAR RANGKAIAN


  1. Sensor Touch

Ketika terdeteksi sentuhan oleh sensor,  maka menghasilkan tegangan output sebesar 5 volt, dikarenakan op amp bertindak sebagai non inverting amplifier, maka tegangan output sama dengan tegangan out sama dengan Vout=((Rf/Rin) +1) vin jadi pada output tegangan pada op amp bernialai 10v, lalu tegangan mengalir ke melalui R5 lalu menuju ke kaki base transistor, tipe transistornya adalah self bias. Karena tegangan di kaki base transistor telah cukup maka transistornya menjadi aktif maka ada arus dari power suplay lalu menuju ke relay lalu ke kaki kolektor transistor menuju ke kaki emitor, dari kaki emitor menuju ke ground. Dikarenakan vbe lebih dari 0.7v, jadi relay aktif dan menyebabkan seitch bergeser hingga loop pada relay akan tertutup. Tertutupnya loop dari relay maka arus mengalir dari kutub positif baterai menuju motor sehingga motor tersebut bergerak dan pintu pada perangkap akan tertutup secara otomatisa.

      2. Sensor PIR

Pada saat test pin berlogika 1, yaitu pada saat mendeteksi adanya hewan, maka pada sensor akan keluar output sebesar 5V. Outputan dari sensor masuk ke kaki non inverting (sebagai input) dari suatu rangkaian non inverting Amplifier. Dimana rumus dari non inverting amplifier adalah vo = (Rf/Ri+1)Vi. Dimana Rf sebesar 10k ohm dan R1 sebesar 10k ohm. Di dapat penguat sebesar 2x sehingga output dari rangkaian op amp nya sebesar 10V. Tegangan 10v di umpankan ke R3 (10k ohm) dan ke transistor di transistor terukur tegangan Vbe  sebesar 0.88V maka transistor akan on. Transistor akan on jika teganganya Vbe nya besar dari 0,60V. Ketika transistor on maka ada arus lewat vcc, relay, lewat kaki kolector, ke emiter trus ke Re trus ke ground. Karena ada harus yang melewati kumparan relay maka swicth dari relay akan bergesar dari ke kanan ke kiri atau akan on. Sehingga terjadi loop yang terhubung dengan baterai led dan motor sehingga ada supply dari batrai yang mengakibatkan indikator led dan motor hidup memanandakan sistem berjalan. 

      3. Sensor LDR



Ketika cahaya matahari terdeteksi oleh sensor LDR yang berada di luar ruangan. maka sensor akan mengeluarkan tegangan yang nantinya akan dibandingkan dengan V ref sesuai prinsip detektor inverting Vref = +, sehingga jika Vi < 4.63v maka Vo = + 15 V. namun jika Vi > 4.963 V, maka Vo = - 15 V. saat Vo = + 15 V melewati transistor npn, dimana jika Vb-e > 0.6 V, arus akan mengalir dari kolektor ke emitor yang membuat arus dari tegangan Vcc mengalir melewati relay menuju kaki kolektor kemudian keluar dari kaki emitor. Karena ada arus yang mengalir melalui kumparan relay maka switch relay akan bergeser dari bawah ke atas, hal ini membuat rangkaian tebuka menjadi rangkaian tertutup (loop) yang mengakibatkan motor menyala. 
Ketika cahaya matahari tidak terdeteksi oleh sensor LDR yang berada di luar ruangan, maka sensor akan mengeluarkan tegangan yang nantinya akan dibandingkan dengan V ref sesuai prinsip detektor non-inverting Vref = +, sehingga jika Vi < 4.97v maka Vo = - 15 V. namun jika Vi > 4.97 V, maka Vo = + 15 V. saat Vo = + 15 V melewati transistor npn, dinama jika Vb-e > 0.6 V, arus akan mengalir dari kolektor ke emitor yang membuat arus dari tegagan Vcc mengalir melewati relay menuju kaki kolektor kemudian keluar dari kaki emitor. karena ada arus yang mengalir melalui kumparan relay maka switch relay akan bergeser dari kanan ke kiri, hal ini membuat rangkaian dari sensor suhu terhubung.
saat sensor suhu mendeteksi suhu di luar rungan, maka sensor akan mengeluarkan tegangan yang nantinya akan dibandingkan dengan V ref sesuai prinsip detektor inverting Vref = +, sehingga jika Vi < 0.3v maka Vo = + 15 V. namu jika Vi > 0.3 V, maka Vo = - 15 V. saat Vo = + 15 V melewati transistor npn, dinama jika Vb-e > 0.6 V, arus akan mengalir dari kolektor ke emitor, sehingga motor dapat bergerak.

4. Sensor Infrared



Pada saat test pin sensor infrared berlogika 1, yaitu pada saat mendeteksi adanya hewan, maka pada sensor akan keluar output sebesar 5V. Outputan dari sensor masuk ke kaki non inverting (sebagai input) dari suatu rangkaian non inverting Amplifier. Dimana rumus dari non inverting amplifier adalah vo = (Rf/Ri+1)Vi. Dimana Rf sebesar 10k ohm dan R1 sebesar 10k ohm. Di dapat penguat sebesar 2x sehingga output dari rangkaian op amp nya sebesar 10V. Tegangan 10v di umpankan ke R3 (10k ohm) dan ke transistor di transistor terukur tegangan Vbe  sebesar 0.88V maka transistor akan on. Transistor akan on jika teganganya Vbe nya besar dari 0,60V. Ketika transistor on maka ada arus lewat vcc, relay, lewat kaki kolector, ke emiter trus ke Re trus ke ground. Karena ada harus yang melewati kumparan relay maka swicth dari relay akan bergesar dari ke kanan ke kiri atau akan on. Sehingga terjadi loop yang terhubung dengan baterai led dan motor sehingga ada supply dari batrai yang mengakibatkan indikator led dan motor hidup menandakan sistem berjalan.

5. Sensor Vibrasi


Disaat test pin sensor vibration menunjukkan logika 1 , makan sensor akan mengeluarkan tegangan output sebesar 5V Outputan dari sensor masuk ke kaki non inverting (sebagai input) dari suatu rangkaian non inverting Amplifier. Dimana rumus dari non inverting amplifier adalah vo = (Rf/Ri+1)Vi. Dimana Rf sebesar 10k ohm dan R1 sebesar 10k ohm. Di dapat penguat sebesar 2x sehingga output dari rangkaian op amp nya sebesar 10V. Tegangan 10v di umpankan ke R3 (10k ohm) dan ke transistor di transistor terukur tegangan Vbe  sebesar 0.88V maka transistor akan on. Transistor akan on jika teganganya Vbe nya besar dari 0,60V. Ketika transistor on maka ada arus lewat vcc, relay, lewat kaki kolector, ke emiter trus ke Re trus ke ground. Karena ada harus yang melewati kumparan relay maka swicth dari relay akan bergesar dari ke kanan ke kiri atau akan on. Sehingga terjadi loop yang terhubung dengan baterai led dan motor sehingga ada supply dari batrai yang mengakibatkan indikator led dan motor hidup menandakan sistem berjalan.

PRINSIP KERJA RANGKAIAN


C. Video









5. Download File [kembali]                             

File Rangkaian [DOWNLOAD]          

Link video 1 [DOWNLOAD]

Link video 2 [DOWNLOAD]

Link video 3 [DOWNLOAD]

Link video 4 [DOWNLOAD]

Link video 5 [DOWNLOAD]

Datasheetr LDR Sensor [Disini]

datasheet touch sensor [Disini]

Data Sheet Motor [klik disini]

Data Sheet resistor [klik disini]

Data Sheet Op Amp [klik disini]

Data Sheet LED [klik disini]

Data Sheet Baterai [klik disini]

Data Sheet NPN [klik disini]

Data sheet amplifiers [klik disini]

Data Sheet Relay [klik disini]

Data Sheet Diode [klik disini]

Data Sheet Potensiometer [klik disini]

Data Sheet Voltmeter [klik disini]

Library Sensor LDR : [klik disini]

Sensor pir [klik disini]

Sensor touch [klik disini]

Sensor infrared [klik disini]
[menuju awal]